Cerita Dewasa - Nikmatnya Memek Gadis Cina Yang Becek
Nikmatnya Memek Gadis Cina Yang Becek – Aku berjalan ke pintu
pagarnya dan kulihat Aling menutup pintunya. Ketika aku membuka pintu
pagar kulihat bayangan di balik korden jendela. Aku putuskan apa
salahnya mencoba keberuntunganku malam ini. Aku akan kembali masuk ke
dalam rumahnya dan berdalih mengambil sesuatu yang tertinggal. Belum
sempat aku mengetuk pintu, Aling telah membuka pintu dan menarik
tanganku ke dalam rumahnya. Aku tahu saat ini aku tidak bisa mengelak
lagi.
Cerita Dewasa : Begitu pintu tertutup, maka Aling sudah berada dalam pelukanku.
“Kalau aku salah tangkap atas sikapmu maafkan aku dan aku akan pulang,
namun…,” kataku memancingnya. Belum selesai aku berbicara, Aling telah
mencium pipiku dan membalas memelukku. “Kamu sadar Ling, kemana arah
kita ini?” tanyaku lagi. “Aku sangat sadar dan menginginkanmu malam ini.
Please… Anto,” ia mendesah. Kucium bibir tipisnya dengan lembut. Ia
membalasnya dan lama kelamaan ciuman kami sudah menjadi lumatan yang
ganas.
Lidahku menerobos masuk ke dalam ke mulutnya dan menyapu
langit-langit mulutnya. Aling menggeliat dan membalas ciumanku dengan
membalas mendorong lidahku. Lidahnya kusedot dan tanganku mulai bekerja
di dadanya. Kuremas dadanya dengan lembut. Payudaranya masih terasa
padat. Jariku menjalar dari dada ke arah perut terus ke bawah hingga ke
pahanya. Kuusap pahanya dari luar celana pendeknya.
Lidahku kini beraksi menggelitik lubang telinganya. Aling mulai
membuka kancing kemejaku satu per satu. Ketika semua kancing kemejaku
sudah terlepas, maka ia mengusap dadaku dan merebahkan kepalanya. Aku
memeluknya sambil berjalan ke kamarnya. Sambil berjalan kuusap
pinggulnya. Tubuhnya padat dan kencang.
Sampai di dalam kamar kusapukan bibirku ke lehernya dan pelan-pelan
bergerak ke bawah sambil menciumi dan menjilati leher mulusnya. Aling
semakin merepatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya yang padat menekan keras
dadaku. Dengan perlahan ia melepas bajuku. Kembali diiusap -usapnya
dadaku dan putingku dijilatinya dengan lembut. Kusingkapkan kausnya dan
kubuka lewat kepalanya. Payudaranya tertutup BH warna merah yang tampak
kontras sekali dengan warna kulitnya. Tangannya menarik ritsluitingku
dan kemudian membuka celana panjangku. Tanganku pun tak mau kalah
membuka celana pendeknya. Aku mendorongnya ke ranjang dan kutindih
tubuhnya. Tanganku bergerak ke punggungnya dan membuka BH -nya. Dadanya
kini terbuka polos di hadapanku. Buah dadanya membulat cukup besar dan
kencang dengan putingnya yang berwarna kemerahan mengeras dan berdiri
tegak.
Muluku menyusuri wajah, bibir dan lehernya. Aling mendorong lidahnya
jauh ke dalam rongga mulutku kemudian memainkan lidahku dengan
menggelitik dan memilinnya. Sesekali lidahku membalas mendorong
lidahnya. Kami saling memilin lidah dan berpagutan ganas hendak
menuntaskan gairah birahi yang semakin meninggi. Tanganku memilin puting
serta meremas payudaranya. Tanganku bergerak ke bawah dan menarik
celana dalamnya. Ia sedikit mengangkat pantatnya agar memudahkanku
melepas celana dalamnya. Payudaranya yang sebelah kiri kuisap dan
kujilati, sementara yang sebelah kanannya kuremas dengan tangan kiriku.
Kulakukan demikian berganti -ganti
Aling mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit. Kuamati sejenak
kulit tangannya dan tanganku. Terasa sangat kontras, kulitku coklat
gelap sementara kulitnya putih mulus khas bangsa Chinese. “Upps… Anto.
Ououououhhh… Nghgghhh, Anto ayo teruskan… Ouuhhh… Anto” Aling melenguh.
Payudaranya kukulum habis. Aling menggoyang -goyangkan kepalanya
menahan desakan kenikmatan. Kucium lehernya sampai ke tengkuk. Akupun
sudah tidak tahan. Kejantananku sudah mengeras, siap untuk menuntaskan
gairah yang terpendam. Tangannya menurunkan celana dalamku sampai ke
paha dan dengan kakinya ia melepas celana dalamku. Ia berbisik di
telingaku, “To, pakai kondom. Ambil di bawah bantal. Sorry, tapi aku
tidak mau kejadian yang dulu terulang lagi. Lain kali aku akan pakai
kontrasepsi lainnya, mungkin kurang nikmat namun kali ini tidak ada cara
lain
Kuambil kondom di bawah bantalnya dengan muka heran. Ia tersenyum,
“Jangan berpikiran yang bukan -bukan. Selama ini aku tidak menyimpan
kondom di rumah, tapi kamu ingat kalau aku tadi singgah ke apotik kan?”
Kurobek pembungkusnya dan segera kupasang kondom dengan rapi di penisku
yang sudah sangat keras. Kukocok sebentar untuk meyakinkan ketegangan
penisku. Perlahan kumasukkan kejantananku ke dalam liang kemaluannya.
Ketika kepala penisku sudah melewati bibir guanya maka kudorong dengan
satu hentakan keras sehingga ia melenguh. “Uuuhhh… Anto… Auuw,” katanya.
Kudorong kejantananku dengan keras dan penuh tenaga. Kini kejantananku
sudah bergerak maju mundur di dalam lorong kenikmatannya.
Kucabut kemaluanku, kutahan dan kukeraskan ototnya kemudian
pelan-pelan kugesekkan dan kemudian kumasukkan kepalanya saja ke bibir
guanya yang lembab dan merah. Aling terpejam menikmati kontraksi
kemaluanku pada bibir kemaluannya. “Hgggk… Ouhhh.. Nikmat To…” Dia
menjerit tertahan ketika tiba-tiba kusodokkan kemaluanku sampai mentok
ke rahimnya. Kumaju mundurkan dengan pelan setengah batang sampai lima
hitungan kemudian kusodokkan dengan kuat sampai semua batangku amblas.
Aling menggerakkan pinggulnya memutar dan naik turun sehingga kami
sama-sama mengalami kenikmatan yang luar biasa. Kusedot payudaranya
sampai ke pangkalnya dan kumainkan putingnya dengan lidahku.
Aku pernah dengar bahwa kemaluan wanita Chinese lebih basah dan becek
dibandingkan milik wanita Melayu. Ternyata memang benar. Vagina Alingpun
terasa becek dan sangat licin. Kuraih tissue di atas kepala ranjang.
Kucabut kejantananku sesaat dan kulap vaginanya dengan tissue. Aling
kelihatannya tidak suka, namun kubisikkan. “Sorry Ling, terlalu basah.
Ditambah dengan memakai kondom, sangat jauh kenikmatan yang kuharapkan”.
Iapun mengerti, namun dengan cepat ia meraih kejantananku dan langsung
mengarahkannya pada vaginanya. Pantatnya naik menyambut penisku. Kini
keadannya agak lumayan, meskipun belum sepenuhnya memenuhi keinginanku.
Aku lebih mengandalkan kontraksi penisku untuk menstimulirnya.
Kami sama-sama bergerak untuk mendapatkan kenikmatan. Semakin lama
gerakan kami semakin cepat dan liar. Dalam posisi kemaluanku terbenam
seluruhnya aku menciumi bibir, leher dan payudaranya serta menggerakkan
otot kemaluan. Aling bergetar menggigil menahan kenikmatan.
Ia menggigit dadaku dan tangannya memukul-mukul punggungku seperti
histeris. “Auuhkhh… Terus… Teruskan.. Anto.. Nikmat.. Ooh” Kakiku
bergerak sehingga kedua kakiku berada dalam posisi di luar kedua
kakinya.. Aku menghentikan kontraksiku dan mulai menggenjot lagi. Aling
seperti seekor kuda betina dari padang gurun. Tubuhnya seakan
melonjak-lonjak dan sukar dikendalikan. Akhirnya tidak ada suara apapun
di dalam kamar itu selain desah napas kami yang memburu beradu dengan
suara paha bertemu dan derit ranjang. Keringat sudah membanjir di tubuh
kami. Kupacu kuda betinaku mendaki lereng terjal kenikmatan. Kami saling
memagut, mencium dan menjilati bagian tubuh pasangan kami. Kubuka lagi
kedua kakinya, kini kakinya yang membelit pinggangku. Matanya terpejam
dan mulutnya setengah terbuka seperti ikan di dalam kolam yang kering.
Badannya menggantung di tubuhku.
Kini aku siap untuk menembakkan peluruku. “To… Anto, sebentar lagi
Anto… Aku mau sampai”. “Ling Ouh… Akupun juga sayang, kita sama-sama…”
“Sekarang To sekarang… Ouuhhh” Aku merasakan aliran yang kuat menerjang
keluar dari lubang kejantananku. Aku mengejang ketika aliran kepuasan
tersebut membersit keluar.
“Anto… Agghhh” kakinya menjepit kakiku dan mengejang sehingga
kejantananku seperti tertarik mau keluar dari vaginanya. Aku tetap
menekan pinggulku menahan agar penisku tetap berada dalam vaginanya.
Matanya terpejam, tangannya meremas rambutku, mulutnya mengerang
menyebut namaku. Kemaluan kami masih saling berdenyut sampai beberapa
detik. Setelah beberapa saat kemudian keadaan menjadi sunyi menyusul
napas kami yang mulai teratur. Kami saling membersihkan diri di bawah
shower.
Ketika kembali ke kamar ia memintaku untuk menginap di rumahnya saja.
Akupun menyanggupinya, sudah terlanjur basah jadi biar basah sekalian.
Toh besok pagi-pagi masih bisa mandi basah. Kami tidur berdampingan.
Kepalanya disandarkan di bahuku. Berkali-kali ia mengecup pipi dan
bibirku. “Thanks untuk malam ini Anto. Aku masih menginginkannya lagi”.
“Kamu sering melakukannya Ling?” Aku bertanya asal saja. Aku tidak
peduli dengan jawabannya, bahkan jika ia tadi siangpun baru bersetubuh
dengan orang lain. “Jujur saja, sejak di Jakarta aku pernah beberapa
kali melakukannya dengan pria Chinese. Namun kali ini luar biasa. Baru
sekali ini aku melakukannya dengan pria Melayu”. “Ok, aku akan
memuaskanmu malam ini. Kita istirahat dulu sebentar. Satu hal yang perlu
diingat, bahwa kita, atau saya khususnya, melakukan ini just for fun.
Tidak ada komitmen atau ikatan apapun”. Aling hanya diam saja tanpa
mengeluarkan komentar. “Ling -ling, kamu tahu artinya kata ‘lingga’ ?”
tanyaku. “Nggak tuh”. “Lingga dalam bahasa Sanskerta artinya adalah
penis. Pantas saja penisku ingin merasakannya”. “Jahat kamu. Akkhh,
jahat sekali kamu!” Ia memukul dan mencubitku. Kami masih ngobrol sampai
setengah jam kemudian ketika mulutnya mulai menciumi dan menyusuri
leherku. Ia Agen Bola Sbobet menindihku dan menciumku dengan ganas. “Anto… Please… lagi..
Yuk”. Mulutnya terus bergerak ke bawah dan tahu -tahu Aling menjilati
batang kejantananku dan mengisap buah zakarku. Kupalingkan mukaku ke
samping untuk menahan rangsangan dan kugigit ujung bantal.
Tiba -tiba secara refleks meriamku mengencang hingga hampir merapat
di permukaan perutku ketika lidah Aling mulai menjilat kepalanya.
Kukencangkan otot perutku sehingga meriamku juga ikut bergerak dan
berdenyut -denyu t. “Hmmm… Keras dan berdenyut. Pantas saja luar biasa
nikmatnya,” komentar Aling sambil terus melakukan aktivitasnya.
Kuangkat kepalaku dan kulihat Aling sedang asyik menjilat, menghisap
dan mengulum meriamku. Kadang-kadang ia melihat ke arahku dan tersenyum.
Monday, May 18, 2015
Home »
nikmatnya memek cina yang becek
» Cerita Dewasa - Nikmatnya Memek Gadis Cina Yang Becek
No comments:
Post a Comment