Malam telah larut dimana jarum jam menunjukkan pukul 23.15. Suasana sepi menyelimuti sebuah kost-kostan yang terletak beberapa kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.. Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga menjadi tempat favorit bagi siapa saja yang menginginkan suasana tenang dan sepi. Kost-kostan yang memiliki jumlah kamar mencapai 30 kamar itu terasa sepi karena memang baru saja dibuka untuk disewakan,hanya beberapa kamar saja yang sudah ditempati, sehingga suasananya dikala siang atau malam cukup lengang. Saat itu hujan turun lumayan deras, akan tetapi nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan itu.
Seiring dengan turunnya air hujan, air
mata Dinda juga mulai turun berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh
tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam
kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus asaan dan takut datang
menyelimuti dirinya. Beberapa menit yang lalu secara tiba- tiba dirinya
diseregap oleh seseorang lelaki disaat dia masuk kedalam kamar kostnya
setibanya dari sebuah tugas penerbangan. Kedua tangannya langsung diikat
kebelakang dengan seutas tali, mulutnya disumpal dengan kain dan
setelah itu tubuhnya dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya.
Ingin rasanya dia berteriak meminta pertolongan kepada teman-temannya
akan tetapi kendaraan antar jemput yang tadi mengantarkannya sepertinya
sudah jauh pergi meninggalkan kost-kostan ini, padahal didalam
kendaraan tersebut banyak teman-temannya sesama karyawan.
kendaraan tersebut banyak teman-temannya sesama karyawan.
Dinda Fitria Septiani adalah seorang
Pramugari pada sebuah penerbangan swasta, usianya baru menginjak 19
tahun, wajahnya cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing
proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang cantik ini sangat
memudahkan baginya untuk diterima bekerja sebagai seorang pramugari.
Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang singkat karena
kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di perusahaan
penerbangan itu. Banyak lelaki yang berusaha merebut hatinya, baik itu
sesama karyawan ditempatnya bekerja atau kawan-kawan lainya. Namun
karena alasan masih ingin berkarir maka dengan secara halus
maksud-maksud dari para lelaki itu ditolaknya.
Akan tetapi tidak semua lelaki memahami
atas sikap dari Dinda itu. Paul adalah salah satu dari orang yang tidak
bisa menerima sikap Dinda terhadap dirinya. Kini dirinya bersama dengan
seorang temannya telah melakukan seuatu perhitungan terhadap Dinda.
Rencana busuk dilakukannya terhadap Dinda. Malam ini mereka telah
menyergap Dinda dikamar kostnya. Paul adalah satu dari sekian banyaknya
lelaki yang menaruh hati kepada dirinya, akan tetapi Paul bukanlah
seseorang yang dikenalnya dengan baik karena kedudukannya bukanlah
seorang karyawan penerbangan ditempatnya bekerja atau kawan-kawannya
yang lain, melainkan dia adalah seorang tukang batu yang bekerja
dibelakang kost-kostan ini. Ironisnya, Paul yang berusia setengah abad
lebih dan melebihi usia ayah Dinda itu lebih sering menghalalkan segala
cara dalam mendapatkan sesuatu, maklumlah dia bukan seseorang yang
terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun cenderung kasar,
karena memang dia hidup dilingkungan orang-orang yang bertabiat kasar.
http://memanjakan.blogspot.com/
“Huh rasakan kau gadis sombong !”, bentaknya kepada Dinda yang tengah tergolek dikasurnya.
“Aku dapatkan kau sekarang….!”, lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Dinda beberapa bulan yang lalu, Paul langsung jatuh hati kepada Dinda. Dimata Paul, Dinda bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Bak bukit merindukan bulan, Paul tidak berdaya untuk mewujudkan impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun, lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya untuk dapat mendekati sang bidadari itu.
Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Dinda
sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh Dinda,tatapan mata Dindapun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Paul tumbuh subur rasa benci terhadap Dinda, penilaian terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun gairah nafsu sex terhadap Dinda tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur menghantui dirinya selama ini. Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat setidaknya dia dapat menikmati tubuh Dinda pikirnya. Jadilah malam ini Paul melakukan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya untuk memberi pelajaran kepada Dinda sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya.
“Aku dapatkan kau sekarang….!”, lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Dinda beberapa bulan yang lalu, Paul langsung jatuh hati kepada Dinda. Dimata Paul, Dinda bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Bak bukit merindukan bulan, Paul tidak berdaya untuk mewujudkan impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun, lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya untuk dapat mendekati sang bidadari itu.
Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Dinda
sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh Dinda,tatapan mata Dindapun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Paul tumbuh subur rasa benci terhadap Dinda, penilaian terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun gairah nafsu sex terhadap Dinda tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur menghantui dirinya selama ini. Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat setidaknya dia dapat menikmati tubuh Dinda pikirnya. Jadilah malam ini Paul melakukan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya untuk memberi pelajaran kepada Dinda sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya.
Kini sang bidadari itu telah tergeletak
dihadapannya, air matanyapun telah membasahi wajahnya yang putih bersih
itu. “Lihat aku, cewek *******…..!”, hardiknya seraya memegang kepala
Dinda dan menghadapkan kewajahnya. “Hmmmphh….!!”, jeritnya yang tertahan
oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Dinda pun melotot ketika
menyadari bahwa saat ini dia telah berhadapan dengan Paul seseorang yang
dibencinya. Hatinyapun langsung ciut dan tergetar tatkala Paul yang
berada dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan, “Hahaha….malam ini
kamu jadi pemuasku, gadis cantik”. Keringatpun langsung mengucur deras
membasahi tubuh Dinda, wajahnya nampak tersirat rasa takut yang dalam,
dia menyadari betul akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap dirinya.
Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan ketidak berdayaan
dirinya, rasa sesal mulai hadir didalam hatinya, akan sikap- sikapnya
yang tidak berhati-hati terhadap Paul2
Kini dihadapan Dinda, Paul mulai
melepaskan baju kumalnya satu persatu hingga akhirnya telanjang bulat.
Walaupun telah berusia setengah abad lebih, namun karena pekerjaannya
sebagai buruh kasar maka Paul memiliki tubuh yang atletis, badannya
hitam legam dan kekar, beberapa buah tatto menghiasi dadanya yang bidang
itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut Dinda, disaat paul mulai
mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang
telah tegak berdiri itu dan diarahkannya kewajah Dinda. Melihat ini
Dinda berusaha memalingkan wajahnya, namun tangan kiri Paul secepat
kilat mencengkram erat kepala Dinda dan mengalihkannya lagi persis
menghadap ke batang kemaluannya.. Dan setelah itu dioles-oleskannya
batang kemaluannya itu diwajah Dinda, dengan tubuh yang bergetar Dinda
hanya bisa memejamkan matanya dengan erat karena merasa ngeri dan jijik
diperlakukan seperti itu. Sementara kepala tidak bisa bergerak-gerak
karena dicengkraman erat oleh tangan Paul. “Ahhh….perkenalkan rudal gue
ini sayang…..akhhh….” ujarnya sambil terus mengoles-oleskan batang
kemaluannya diwajah Dinda, memutar-mutar dibagian pipi, dibagian mata,
dahi dan hidungnya. Melalui batang kemaluannya itu Paul tengah menikmati
kehalusan wajah Dinda. “Hai cantik !….sekarang sudah kenal kan dengan
****** gue ini, seberapa mahal sih wajah cantik elo itu hah ? sekarang
kena deh ama ****** gue ini….”, sambungnya.
Setelah puas dengan itu, kini Paul mendorong tubuh Dinda hingga kembali terjatuh kekasurnya.
Sejenak dikaguminya tubuh Dinda yang tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu. Baju seragam
pramugarinya masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Paul, apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu terlihat. Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan lagi. “Hmmpphhh…mmhhh…”, sepertinya Dinda ingin mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling cuma
permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Dinda menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Paul itu kini mengusap-usap bagian pantat Dinda, dirasakan olehnya pantat Dinda yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal “Plak…Plak…”. “Wah sekal sekali pantatmu…”, ujar Paul sambil terus mengusap-usap dan memijit- mijit pantat Dinda.
Dinda hanya diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar semakin
keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan-lahan mengusap kaki Dinda mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.
Sejenak dikaguminya tubuh Dinda yang tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu. Baju seragam
pramugarinya masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Paul, apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu terlihat. Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan lagi. “Hmmpphhh…mmhhh…”, sepertinya Dinda ingin mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling cuma
permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Dinda menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Paul itu kini mengusap-usap bagian pantat Dinda, dirasakan olehnya pantat Dinda yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal “Plak…Plak…”. “Wah sekal sekali pantatmu…”, ujar Paul sambil terus mengusap-usap dan memijit- mijit pantat Dinda.
Dinda hanya diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar semakin
keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan-lahan mengusap kaki Dinda mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.
Sesampainya dibagian itu, salah satu
jari tangan kanan Paul, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana
dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat
badan Dinda agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun
jari tengah Paul tadi langsung menusuk lobang kemaluan Dinda.
“Egghhmmmmm…….”, Dinda menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk
Paul masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Dindapun langsung
menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan, ketika Paul memainkan
jarinya itu didalam lobang kemaluan Dinda. Dengan tersenyum terus
dikorek- koreknyalah lobang kemaluan Dinda, sementara itu badan Dinda
menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan
rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu
“Ehhmmmppphhh….mmpphhhh…..”. Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan
Dindapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Paul kemudian mencabut
jarinya.
Tubuh Dindapun dibalik sehingga
posisinya terlentang. Setelah itu roknya disingkapkan keatas hingga rok
itu melingkar dipinggulnya dan celana dalamnya yang berwarna putih itu
ditariknya hingga bagian bawah Dinda kini telanjang. Terlihat oleh Paul,
kemaluan Dinda yang indah, sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh
mengitari lobang kemaluannya yang telah membengkak itu.
Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Dinda hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada. Wajah Dinda semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Paul bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Dinda. “Hmmmmpphhh……….hhhhhmmmmppp…. ..”, Dinda menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Paul mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Dinda. Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Paul terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Dinda masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Paul berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Dinda. Tubuh Dinda berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh Paul. “Ahh….kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !”, bisiknya ketelinga Dinda.
Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Dinda hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada. Wajah Dinda semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Paul bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Dinda. “Hmmmmpphhh……….hhhhhmmmmppp…. ..”, Dinda menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Paul mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Dinda. Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Paul terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Dinda masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Paul berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Dinda. Tubuh Dinda berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh Paul. “Ahh….kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !”, bisiknya ketelinga Dinda.
Hujanpun semakin deras, suara guntur
membahana memiawakkan telinga. Karena ingin mendengar suara rintihan
gadis yang telah ditaklukkannya itu, dibukannya kain yang sejak tadi
menyumpal mulut Dinda. “Oouuhhh…..baang….saakiitt…banngg….amp uunn …”,
rintih Dinda dengan suara yang megap- megap. Jelas Paul tidak perduli.
Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan batang kemaluannya
keluar masuk lobang kemaluan Dinda.
“Aakkhh….ooohhhh….oouuhhhh….ooohhhggh… .”, Dinda merintih-rintih, disaat
tubuhnya digenjot oleh Paul, badannyapun semakin menggeliat-geliat.
Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat-geliat itu malah
memancing nafsu Paul, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya
malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Paul yang tertanam
didalamnya, karenanya Paul merasa semakin nikmat. Menit-menitpun berlalu
dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Paul terus menggenjot tubuh
Dinda, Dindapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Paul
menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang,
erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup
dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya
menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah,
“Ahhh…..ahhhh…oouuhhhh…”. Dan akhirnya Paulpun berejakulasi di lobang
kemaluan Dinda, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa
banyaknya memenuhi rahim Dinda. “A..aakkhhh…..”, sambil mengejan Paul
melolong panjang bak srigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah
keatas. Puas sudah dia menyetubuhi Dinda, rasa puasnya berlipat-lipat
baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam
menaklukan Dinda, puas dalam merobek keperawanan Dinda dan puas dalam
memberi pelajaran kepada gadis cantik itu. Dinda menyambutnya dengan
mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa pasangannya telah
berejakulasi karena disakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur
membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu
memenuhi lobang kemaluan Dinda sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Dinda yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali.
memenuhi lobang kemaluan Dinda sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Dinda yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali.
Dengan mendesah puas Paul merebahkan
tubuhnya diatas tubuh Dinda, kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai
tak bertulang. Tubuh Paul nampak terguncang-guncang sebagai akibat dari
isak tangis dari Dinda yang tubuhnya tertindih tubuh Paul. Setelah
beberapa menit membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan
Dinda, kini Paul mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Dinda. Badannya
berlutut mengangkangi tubuh lunglai Dinda yang terlentang, kemaluannya
yang nampak sudah melemas itu kembali sedikit- demi sedikit menegang
disaat merapat kewajah Dinda. Dikala sudah benar-benar menegang, tangan
kanan Paul sekonyong-konyong meraih kepala Dinda. Dinda yang masih
meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan
Paul. Terlebih-lebih melihat batang kemaluan Paul yang telah menegang
itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit,
Paul sudah mencekoki mulutnya dengan batang kemaluannya. Walau Dinda
berusaha berontak namun akhirnya Paul berhasil menanamkan penisnya itu
kemulut Dinda. Nampak Dinda seperti akan muntah, karena mulutnya
merasakan batang kemaluan Paul yang masih basah oleh cairan sperma itu.
Setelah itu Paul kembali memopakan batang kemaluannya didalam rongga
mulut Dinda, wajah Dinda memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia
terbatuk-batuk dan akan muntah. Namun Paul dengan santainya terus
memompakan keluar masuk didalam mulut Dinda, sesekali juga dengan
gerakan memutar-mutar. “Aahhhh….”, sambil memejamkan mata Paul merasakan
kembali kenikmatan di batang kemaluannya itu mengalir kesekujur
tubuhnya. Rasa dingin, basah dan geli dirasakannya dibatang kemaluannya.
Dan akhirnya, “Oouuuuhhhh…Dinndaaaa…sayanggg… ..”, Paul mendesah
panjang ketika kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut
Dinda. Dengan terbatuk-batuk Dinda menerimanya, walau sperma yang
dimuntahkan oleh Paul jumlahnya tidak banyak namun cukup memenuhi rongga
mulut Dinda hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan
spermanya Paul mencabut batang kemaluannya dari mulut Dinda, dan
Dindapun langsung muntah-muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha
untuk mengeluarkan cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Paul
tadi telah mengalir masuk
ketenggorokannya.
Saat ini wajah Dinda sudah acak- acakan
akan tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan
dirinya adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun
selalu cantik adanya. Dengan wajah puas sambil menyadarkan tubuhnya
didinding kasur, Paulpun menyeringai melihat Dinda yang masih
terbatuk-batuk. Paul memutuskan untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan
kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Dinda meringkuk dikasur sambil
terisak-isak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Dinda telah
menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Paulpun menyempatkan diri
mengorek-ngorek isi laci lemari Dinda yang terletak disamping tempat
tidur. Dilihatnya album foto- foto pribadi milik Dinda, nampak
wajah-wajah cantik Dinda menghiasi isi album itu, Dinda yang anggun
dalam pakaian seragam pramugarinya, nampak cantik juga dengan baju
muslimnya lengkap dengan ****** ketika foto bersama keluarganya saat
lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu
tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang, kemaluannya
nampak membengkak. Selain itu, ditemukan pula beberapa lembar uang yang
berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan
tersenyum Paul memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya,
“Sambil menyelam minum air”, batinnya.
Setelah setengah jam lamanya Paul
bersitirahat,kini dia bangkit mendekati tubuh Dinda. Diambilnya sebuah
gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan
gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Dinda satu persatu.
Singkatnya kini tubuh Dinda telah telanjang bulat, rambutnyapun yang
hitam lurus dan panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh
Paul sehingga menambah keindahan menghiasi punggung Dinda. Sejenak Paul
mengagumi keindahan tubuh Dinda, kulitnya Agen Bola Terbaik putih bersih, pinggangnya
ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau
nampak bengkak namun masih terlihat indah menghias selangkangan Dinda.
Tubuh Dinda nampak penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar
menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya.
Sementara itu hujan diluar masih turun
dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang tidak
terlalu besar itu. Udara dingin itulah yang kembali membangkitkan nafsu
birahi Paul. Setelah hampir sejam lamanya memberi istirahat kepada
batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali menegang.
Dihampirinya tubuh telanjang Dinda, “Yaa…ampuunnn bangg…udah dong….Dinda
minta ampunn bangg…oohhh….”, Dinda nampak memelas memohon-mohon kepada
Paul. Paul hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih
badan Dinda. Kini dibaliknya tubuh telanjang Dinda itu hingga dalam
posisi tengkurap. Setelah itu ditariknya tubuh itu hingga ditepi tempat
tidur, sehingga kedua lutut Dinda menyentuh lantai sementara dadanya
masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur, Paulpun berada dibelakang
Dinda dengan posisi menghadap punggung Dinda. Setelah itu kembali
direntangkannya kedua kaki Dinda selebar bahu, dan….
“Aaaaaaaaakkkkhh………”, Dinda melolong panjang, badannya mengejang dan
terangkat dari tempat tidur disaat Paul menanamkan batang kemaluannya
didalam lobang anus Dinda. Cerita Sex
Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan
didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Paul berhasil
menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Setelah itu
tubuh Dindapun kembali disodok-sodok, kedua tangan Paul meraih payudara
Dinda serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya Paul menyodomi Dinda,
waktu yang lama bagi Dinda yang semakin tersiksa itu.
“Eegghhh….aakkhhh….oohhh…”, dengan mata merem-melek serta tubuh
tersodok- sodok Dinda merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya
diremas-remas oleh kedua tangan Paul. Paul kembali merasakan akan
mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang
kemaluan itu dari lobang anus Dinda dan dibaliklah tubuh Dinda itu
hingga kini posisinya terlentang. Secepat kilatpula dia yang kini berada
diatas tubuh Dinda menghujamkan batang kemaluannya kembali didalam
vagina Dinda. “Oouuffffhhh……”, Dinda merintih dikala paul menanamkan
batang kemaluannya itu. Tidak lama setelah Paul memompakan kemaluannya
didalam liang vagina Dinda “CCREETT….CCRROOOT…CROOTT…”, kembali penis
Paul memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Dinda, dan Dindapun
terjatuh tak sadarkan diri.
Fajar telah menjelang, Paul nampak
meninggalkan kamar kost Dinda dengan tersenyum penuh dengan kemenangan, Agen Bola Maxbet sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus
antar kota, sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan
perhiasan emas. Entah apa yang akan terjadi dengan Dinda sang pramugari
cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah,
yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu
bukan urusannya lagi
No comments:
Post a Comment